Allgulfnews,Washington – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyatakan bahwa “apa pun bisa terjadi” ketika ditanya mengenai kemungkinan perang dengan Iran selama masa jabatan berikutnya dalam wawancara dengan TIME. Trump menekankan bahwa situasi yang ada saat ini sangat tidak stabil. “Apa pun bisa terjadi,” ujarnya, sebelum melanjutkan bahwa hal yang paling berbahaya saat ini adalah Ukraina yang menembakkan rudal ke Rusia, yang ia sebut sebagai eskalasi besar. Trump sebelumnya pernah mengancam Iran, terkait dengan klaim bahwa Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) berupaya membunuhnya, meskipun Iran membantah hal tersebut.
Pada tahun 2020, selama masa jabatan pertamanya, Trump memerintahkan serangan udara yang menewaskan komandan militer Iran, Qassem Soleimani. Pada 2018, ia juga menarik diri dari kesepakatan nuklir yang disepakati pada era Barack Obama dan kembali memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Iran. Kesepakatan tersebut membatasi kemampuan Iran dalam memperkaya uranium yang dapat digunakan untuk senjata nuklir.
Israel Siapkan Serangan Terhadap Fasilitas Nuklir Iran
Tel Aviv – Sementara itu, Angkatan Udara Israel dilaporkan sedang mempersiapkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Hal ini terjadi setelah sejumlah pejabat militer Israel menyebutkan bahwa pengambilalihan Suriah oleh pemberontak “jihadis” telah melemahkan posisi Iran di kawasan tersebut, mendorong Teheran untuk mempercepat program nuklirnya. Serangan udara Israel sebelumnya telah merusak sebagian besar pertahanan udara Suriah, membuka peluang untuk operasi melawan Iran. Israel khawatir Iran akan mempercepat program nuklirnya setelah sekutunya di Suriah dan Hizbullah di Lebanon dilemahkan oleh serangan-serangan IDF baru-baru ini