Setelah Israel menunjukkan kekuatannya dengan menyerang Iran, terungkap bahwa keamanan di negara tersebut sangat rapuh. Hal ini dibuktikan dengan insiden truk yang menabrak halte bus, mengakibatkan 50 orang Israel terluka. Ori Goldberg, seorang komentator politik Israel, menyatakan bahwa otoritas Israel telah menganggap insiden ini sebagai serangan “teroris” dan menambahkan bahwa jumlah korban luka saat ini mencapai 50 orang.
“Insiden seperti ini tidak boleh dianggap sebagai kejadian yang terpisah,” ujar Goldberg. Ia mencatat bahwa insiden tersebut terjadi saat empat tentara Israel tewas di Lebanon, sementara negara tersebut merayakan serangannya ke Iran. “Israel tidak mampu mengendalikan situasi di kedua sisi, baik di Lebanon maupun Gaza, dan tentu saja, di dalam negeri,” jelasnya. “Oleh karena itu, insiden ini, yang cukup serius, harus dipahami dalam konteks keseluruhan situasi ini.”
Goldberg menekankan bahwa serangan tersebut mencerminkan dilema mendasar yang dihadapi Israel saat ini: apakah negara ini dibangun atas dasar apa dan menyadari bahwa orang-orang Israel tidak memiliki keamanan. “Pada kenyataannya, bahkan keamanan pribadi kini lebih buruk dari sebelumnya?” tanyanya.
Sementara itu, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, telah mengunjungi lokasi serangan di Glilot, wilayah tengah Israel. Rekaman dari seorang koresponden Radio Angkatan Darat yang diverifikasi oleh lembaga pemeriksa fakta Al Jazeera, Sanad, menunjukkan seorang warga Israel meminta Ben-Gvir untuk mengusir seluruh keluarga penyerang. Ben-Gvir menjawab, “Dengan kehendak Tuhan, kami akan mengusir mereka. Saya hanya berharap Likud dan Bibi [Benjamin Netanyahu] akan bersama kami.”
TAGS: