AS Setujui Penjualan Senjata Senilai Rp315 Triliun ke Israel

AS Setujui Penjualan Senjata Senilai Rp315 Triliun ke Israel

ALLGULFNEWS – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menyetujui penjualan senjata baru ke Israel, dengan total lebih dari USD20 miliar (Rp315 triliun) dalam bentuk peralatan militer, menurut Pentagon.

Dalam pernyataan pada Selasa (13/8/2024), Pentagon mengatakan, “Amerika Serikat berkomitmen terhadap keamanan Israel, dan sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu Israel dalam mengembangkan dan memelihara kemampuan pertahanan diri yang kuat dan siap pakai. Penjualan yang diusulkan ini konsisten dengan tujuan tersebut.”

Pentagon mengonfirmasi bahwa Blinken menyetujui potensi penjualan jet F-15 dan peralatan terkait senilai hampir USD19 miliar.

BACA JUGA : Deforestasi Hutan Amazon Meningkat dalam 15 Bulan Terakhir

Selain itu, dia menyetujui kemungkinan penjualan kartrid tank senilai sekitar USD774 juta dan kendaraan militer senilai USD583 juta.

Amunisi tank akan segera tersedia untuk pengiriman.

Paket bernilai miliaran dolar ini adalah yang terbaru dalam serangkaian kesepakatan senjata yang akan diterima Israel dari AS, menambah USD14 miliar dalam bantuan militer tambahan yang disetujui awal tahun ini.

Penjualan tersebut dilakukan di tengah meningkatnya kritik terhadap pemerintahan Biden karena terus mengizinkan transfer senjata ke Israel meskipun jumlah korban tewas di Gaza mendekati lebih dari 40.000 warga Palestina. Sebagian besar dari mereka yang dibantai Israel adalah wanita dan anak-anak.

Sejak perang Israel di Gaza dimulai Oktober lalu, pasukan Israel telah menghancurkan sebagian besar infrastruktur sipil Gaza, termasuk sekolah, rumah sakit, masjid, dan tempat perlindungan PBB.

Selama sepuluh bulan terakhir, pemerintahan Biden telah mentransfer senjata dan amunisi senilai ratusan juta dolar ke Israel.

Penjualan Senjata saat Surat Perintah ICC Muncul

Penjualan senjata ke Israel dilakukan meskipun Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) meminta surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dasar kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

BACA JUGA : Kondisi Terkini Donald Trump Usai Ditembak di Pennsylvania

Gallant dan Netanyahu menghadapi tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan karena membuat warga sipil kelaparan sebagai metode peperangan; dengan sengaja menyebabkan penderitaan besar; pembunuhan yang disengaja; serangan yang disengaja terhadap penduduk sipil dan pemusnahan, di samping beberapa tuduhan lainnya.

Bahkan saat AS terus memompa senjata senilai miliaran dolar ke Israel, negara penjajah itu semakin membanggakan rekor penjualan dari industri persenjataannya di tingkat internasional.

Kementerian Pertahanan Israel mengatakan pada Juni bahwa ekspor persenjataannya untuk tahun 2023 mencapai rekor penjualan.

Laporan Kementerian Pertahanan Israel mengatakan total ekspor persenjataan Israel mencapai USD13,1 miliar pada tahun 2022, meningkat USD500 juta dari tahun sebelumnya dan dua kali lipat jumlah ekspor dari lima tahun lalu.

Lebih dari sepertiga penjualan tersebut terdiri dari rudal, roket, dan sistem pertahanan udara, dengan salah satu kontrak terbesar tahun 2023 adalah dengan Jerman, yang menandatangani kesepakatan untuk membeli sistem pertahanan udara jarak jauh Arrow 3 seharga sekitar USD4 miliar.

“Sementara industri kami terutama difokuskan pada penyediaan kemampuan bagi lembaga pertahanan untuk mendukung pasukan kami dan membela warga negara kami, mereka juga terus mengejar bidang kerja sama dan ekspor ke mitra internasional,” ujar Menteri Pertahanan Israel Gallant.

Kira-kira separuhnya, 48%, dari keseluruhan penjualan ditujukan ke kawasan Asia dan Pasifik, sementara Eropa menyumbang 35% penjualan, dan Amerika Utara menyumbang 9%.

Tersedia Juga:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *