Allgulfnews – Sabtu (13/04) malam, Garda Revolusi Iran mengumumkan bahwa mereka telah meluncurkan “ratusan drone dan rudal” ke lokasi militer di wilayah Israel. Demikian dikutip dari kantor berita AFP.
Setelah peluncuran rudal dan drone tersebut, Iran mengancam akan melakukan serangan yang lebih besar ke wilayah Israel, apabila mereka membalas serangan drone dan rudal Teheran semalam.
BACA JUGA : Rusia Tes Rudal Sangat Rahasia Berkemampuan Nuklir
“Respons kami akan jauh lebih besar dibandingkan aksi militer malam ini jika Israel membalas Iran,” tandas Kepala Staf Angkatan Bersenjata Mayor Jenderal Mohammad Bagheri. Demikian dikutip dari kantor berita Reuters.
Aksi serangan Iran berlangsung dua pekan setelah Konsulat Iran di Damaskus dihantam gempuran udara yang menewaskan sejumlah perwira Garda Revolusi Iran, termasuk komandan Pasukan Quds, Mohammad Reza Zahedi.
Bagheri menambahkan bahwa Teheran memperingatkan pangkalan militer Amerika Serikat (AS) juga bakal jadi sasaran, jika Washington mendukung pembalasan Israel.
Sejauh ini, Presiden AS Joe Biden mengatakan ingin mengoordinasikan “tanggapan diplomatik terpadu” terhadap serangan Iran itu dalam pertemuan kelompok negara-negara kaya G7 yang diselenggarakan pada hari Minggu (14/04).
Sementara Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengatakan pemerintah Israel harus menahan diri “Saya berharap pemerintah Israel mengambil tindakan yang hati-hati. Saya berharap tidak akan ada serangan balik,” kata Tajani kepada stasiun radio RTL 102,5.
Israel diperlengkapi dengan baik untuk drone jarak jauh Iran, tapi ‘setiap sistem bisa ditembus’
Marina Miron, yang merupakan peneliti di Departemen Studi Perang di King’s College London, mengatakan kepada DW bahwa kemungkinan besar Iran menggunakan drone Mohajer 10 dalam serangannya.
Miron mengatakan ini adalah “satu-satunya drone yang dapat digunakan Iran. Setidaknya dari apa yang kita ketahui bahwa Iran memiliki persenjataan, memiliki peralatan yang diperlukan untuk menjangkau Israel.”
“Ini adalah drone jarak jauh yang dapat terbang hingga 24 jam,” kata Miron, namun tidak dengan kecepatan yang terlalu tinggi. Mohajer 10 hanya mampu melaju dengan kecepatan lebih dari 200 kilometer per jam.
“Tampaknya drone-drone ini telah terlihat sejak awal, mereka cukup lambat,” kata Miron. “Jadi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyadari fakta bahwa drone dan misil-misil itu datang. …Ini bukan langkah yang tidak terduga.”
Miron mengatakan bahwa “sangat” mungkin bagi Israel untuk mencegat Mohajer 10, namun pertanyaan utamanya adalah berapa banyak yang diluncurkan, apa lagi yang mungkin ditembakkan Iran, dan apakah proksi Teheran akan mencoba untuk memenuhi pertahanan udara Israel.
Israel memiliki sistem pencegat rudal yang dikembangkan dengan baik, yang sering disebut sebagai “Iron Dome,” namun Miron memperingatkan bahwa tidak ada sistem yang dapat menjamin jangkauan total.
BACA JUGA : Rusia Kirim Senjata dan Pasukan Berpengalaman ke Niger Juga Pasang Sistem Pertahanan Udara
“Ini bisa ditembus dan kita telah melihatnya setelah serangan 7 Oktober,” katanya. “Setiap sistem pertahanan udara dapat ditembus sampai batas tertentu.”
Serangan pertama Iran ke Israel dari wilayah sendiri
Dari sudut pandang militer, kata Miron, “mengejutkan bahwa Iran, mengetahui konsekuensi yang mungkin terjadi, justru melancarkan serangan dari wilayahnya sendiri.”
Seandainya tujuannya adalah untuk memaksimalkan kerusakan di Israel – dan untuk melindungi diri dari potensi dampaknya, menggunakan proksi mereka mungkin akan lebih masuk akal, kata Miron.
Bandara di Israel telah dibuka kembali
Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengemukakan, 99% drone dan rudal yang diluncurkan Iran telah ditembak jatuh.
Dalam siaran televisi, Hagari menambahkan bahwa intersepsi tersebut mewakili “keberhasilan strategis yang sangat signifikan” dan bahwa “serangan Iran telah digagalkan.”
Sempat ditutup setelah gempuran drone dan misil, Israel membuka kembali wilayah udaranya pada pukul 07:30 pagi waktu setempat, pada hari Minggu (14/04) setelah serangan Iran. Demikian dikutip dari kantor berita Associated Press (AP).
“Mulai pukul 07.30 pagi, wilayah udara Israel dibuka kembali dan Bandara Ben Gurion kembali beroperasi,” demikian pernyataan otoritas bandara, seraya menambahkan bahwa bandara domestik akan dibuka kembali sepanjang hari.
Namun otoritas bandara mengatakan bahwa jadwal penerbangan dari Tel Aviv diperkirakan akan terpengaruh dan meminta para pelancong untuk memeriksa informasi terkini jadwal penerbangan.
BACA JUGA : Israel Bunuh 3 Putra dan 3 Cucu Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh
Yordania juga membuka kembali wilayah udaranya setelah ditutup pada Sabtu malam karena serangan tersebut, kata TV pemerintah, dengan mengutip otoritas penerbangan Yordania.
DK PBB gelar pertemuan darurat
Ditutip dari AP, Dewan Keamanan PBB akan bertemu untuk sesi darurat pada hari Minggu (14/04) di New York, yang dijadwalkan pada pukul 16.00 sore waktu setempat untuk membahas serangan Iran.
Malta, pemegang jabatan presiden bergilir saat ini, mengumumkan langkah tersebut menyusul permohonan dari duta besar Israel untuk PBB.
“Hari ini, Iran telah melancarkan serangan langsung dari dalam wilayahnya yang mencakup lebih dari 200 [drone], rudal jelajah, dan rudal balistik terhadap Israel,” tulis Duta Besar Israel Gilad Erdan, yang menyebut serangan itu sebagai “pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan Israel.”