Allgulfnews – Sistem pertahanan misil Israel gagal mencegat serangan rudal balistik Houthi Yaman yang sukses menghajar kota pelabuhan Eilat di Israel tanpa ampun.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, namun IDF mengatakan pihaknya sedang menyelidiki mengapa sistem pertahanan misil Israel bisa gagal mencegat rudal jelajah tersebut.
“Insiden tersebut adalah kesalahan yang serius dan penting, karena rudal jelajah tersebut tidak terdeteksi oleh sistem anti-udara Israel, yang biasanya memperingatkan pemukim a`kan serangan yang akan datang sebelum terjadi benturan,” kata koresponden Channel 13 , Amlog Boker.
BACA JUGA : Kecelakaan Kapal hingga Merugi 4 Miliar Yen, 5 Anggota Pasukan Beladiri Maritim Jepang Diskors
Serangan rudal balistik Houthi Yaman yang berhasil menggempur Pelabuhan Eilat di Israel hingga membuat aktivitas di pelabuhan itu nyaris lumpuh.
Pasukan pendudukan Israel mengakui bahwa sejumlah pemukiman yang berada di dekat Pelabuhan Eelat hancur akibat dihantam sebuah rudal jelajah yang datang dari arah Laut Merah.
“Rudal tersebut menghindari sistem anti-udara Israel dan meluncur ke wilayah pelabuhan Eliat di selatan Palestina yang diduduki pemukim Israel, ujar pejabat Tel Aviv dikutip dari Al Mayadeen.
Penyerangan seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan Houthi, sejak perang di Gaza pecah Houthi Yaman telah berulang kali menggempur pelabuhan Eliat yang menjadi pusat perekonomian Israel.
Houthi juga menyerang kapal-kapal milik perusahaan Israel dan para sekutunya yang melintas di Laut Merah.
BACA JUGA : Kim Jong Un Pamer Jajal Mobil Mewah Aurus Hadiah dari Putin: Berlapis Baja dan Bisa Mengapung
Pejabat Houthi beranggapan penyerangan yang mereka lakukan adalah bentuk protes atas agresi Israel di Gaza, Palestina yang telah menewaskan lebih dari 31.000 jiwa.
Namun imbas serangan kelompok bersenjata Houthi Yaman pro Palestina, pelabuhan Eilat merupakan satu-satunya terminal kargo andalan Israel di Laut Merah mengalami kerugian besar.
CEO Pelabuhan Eilat, Gideon Goldberg melaporkan bahwa bisnis di dermaga turun sekitar 85 persen usai dihajar Houthi hingga membuat kapal-kapal sekutu Israel enggan untuk bersandar di pelabuhan tersibuk ketiga di Israel.
“Sejak Houthi mengumumkan pemblokiran Bab-el-Mandeb, kapal-kapal takut melewati perjalanan mereka ke Eilat dan memilih rute yang melewati seluruh benua Afrika dengan cara yang memperpanjang durasi perjalanan sebesar sekitar 20 hari,” kata Golber.
Mencegah pembengkakan kerugian akibat krisis keamanan yang kian membengkak, manajemen Pelabuhan Eilat rencananya akan meminta kompensasi kepada Pemerintah Israel atas hilangnya sebagian pendapatan.
Goldberg mengatakan bahwa pelabuhan juga akan mendiskusikan dengan semua pihak terkait bagaimana menjaga kelangsungan operasional di Pelabuhan Eilat.
Dengan begitu pelabuhan Eliat bisa kembali melayani operasional impor mobil dan ekspor potash, sebagaimana dikutip dari The Times Of Israel.