Allgulfnews – Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memamerkan mobil mewah yang hadiah dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Momen tersebut terekam saat Jong-un melakukan perjalanan untuk mengawasi latihan pasukan penerjun payung.
Limusin mewah berwarna hitam ini dikirimkan Putin untuk Kim Jong Un beberapa bulan lalu. Dilansir laman resmi Rusia NAMI bersama Porsche, Aurus Senat L700 bukanlah limousine sembarangan. Mobil itu dilengkapi fitur keamanan maksimal, yakni bodi dan kaca berlapis baja yang tahan peluru.
Baca Juga : Mengapa Negara-negara di Asia Timur Mengalami Krisis Bayi?
Tak sampai disitu, ban mobil itu juga dibuat dengan menggunakan lapisan baja untuk mencegah kerusakan atau tertembus peluru. Dengan kemampuan ini Aurus Senat L700 kerap dijuluki sebagai “bungker yang berjalan”.
Meski memiliki panjang 7 meter dan bobot hingga 6 ton, namun mobil ini memiliki kemampuan untuk mengapung apabila terendam di dalam air.
Untuk tampilan, Aurus Senat yang digarap Rusia terinspirasi dari produsen mobil mewah asal Inggris Rolls-Royce. Hal ini bisa dilihat dari fascia depannya yang sangat identik dengan Rolls-Royce.
Beralih ke bagian mesin Aurus Senat mengusung mesin 4.4 liter V8 twin-turbo hybrid yang dikembangkan dengan Porsche. Mesin itu dipasangkan dengan transmisi otomatis sembilan percepatan. Berkat mesin itu, akselerasi 0-100 km/jam.
Sebelum mendarat di Pyongyang, Aurus Senat pertama kali digunakan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin saat pelantikan Presiden Rusia pada Mei 2018.
Menurut Adik perempuan Jong Un yakni Kim Yo Jong, Presiden Rusia mengirimkan hadiah mobil mewah kepada Kim Jong Un, sebagai tanda persahabatan yang terjalin antara Moskow dan Pyongyang.
“Saya menyampaikan rasa terima kasih Kim Jong-un kepada Putin, kepada pihak Rusia, dengan mengatakan bahwa hadiah tersebut berfungsi sebagai demonstrasi yang jelas dari hubungan pribadi khusus antara para pemimpin tertinggi,” ungkap Kim Yo Jong.
Kedekatan Kim Jong Un-Putin Dikecam
Mencuatnya isu pengiriman hadiah yang dilakukan presiden Putin sontak memicu banyak kecaman, salah satunya dari Dewan Keamanan PBB. Bahkan sejumlah negara ikut memberikan respon negatif hingga ancaman atas hubungan Rusia-Korut.
Baca Juga : Eks Dubes AS untuk NATO: Ancaman Perang Nuklir oleh Putin Realistis
Kendati begitu, hubungan Rusia-Korut tampak semakin lengket, tak tanggung – tanggung sebagai bentuk dukungan kepada Rusia pemerintah Korut dengan tegas mengutuk tindakan Barat yang belakangan gencar melemparkan sanksi panas akibat konflik invasi yang Ukraina.
Bahkan sejak awal invasi berlangsung, Korea Utara tak pernah sekalipun menyalahkan agresi Rusia ke Ukraina. Pyongyang justru berulang kali menyalahkan Washington dengan menyebut “kebijakan hegemonik” Barat menyebabkan Rusia melancarkan serangan di Ukraina guna melindungi diri sendiri.
Tak sampai disitu Korut turut mengisyaratkan minat untuk mengirimkan pekerja konstruksi ke wilayah tersebut guna membantu Rusia melakukan pembangunan kembali.
Hal serupa juga turut dilakukan Rusia. Bersama dengan China, negara beruang putih itu mendukung balik Korut atas serbuan sanksi Barat karena serangkaian uji coba rudal Pyongyang.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, mengatakan Putin juga kerap memberikan Kim senapan produksi Rusia dengan kualitas terbaik, sebagai bentuk dukungan Rusia kepada Korea Utara.