Tuntutan Israel untuk Operasi di Lebanon

Perlawanan Islam di Lebanon, Hizbullah, mengeluarkan laporan yang menyoroti kerugian signifikan yang dialami oleh pasukan penjajah Israel dalam pertempuran melawan unit rudal dan pertahanan udara Hizbullah di selatan negara itu. Menurut laporan Al-Mayadeen, yang mengutip sumber dari gerakan perlawanan, pasukan Israel telah mengalami lebih dari 70 tentara tewas dan 600 lainnya terluka.

Israel dilaporkan meminta Amerika Serikat (AS) untuk memberikan izin kepada Pasukan Pertahanan Israel (IDF) beroperasi bebas di Lebanon selatan sebagai syarat untuk mengakhiri konflik di wilayah tersebut. Menurut Axios, yang mengutip beberapa pejabat Israel dan AS, permintaan ini disampaikan ke Gedung Putih menjelang kunjungan utusan Presiden Joe Biden, Amos Hochstein, ke Beirut.

Dokumen yang diterima oleh AS mengandung dua tuntutan utama: pertama, IDF ingin terlibat dalam “penegakan hukum aktif” untuk mencegah Hizbullah mempersenjatai kembali dan membangun infrastruktur militer di dekat perbatasan Israel. Tuntutan kedua adalah kebebasan bagi angkatan udara Israel untuk beroperasi di ruang udara Lebanon.

Namun, seorang pejabat AS menyatakan bahwa sulit untuk membayangkan Lebanon atau komunitas internasional setuju dengan tuntutan tersebut, karena bertentangan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang mengharuskan gencatan senjata ditegakkan oleh Angkatan Bersenjata Lebanon dan UNIFIL. Seorang pejabat Israel berargumen bahwa usulan tersebut justru dimaksudkan untuk memperkuat penegakan hukum yang diatur oleh resolusi PBB, dengan pesan bahwa peningkatan aksi oleh tentara Lebanon dan UNIFIL akan mengurangi tindakan IDF.

Dalam perkembangan terbaru, IDF melancarkan serangkaian serangan udara di Lebanon, menargetkan cabang Al Qard Al-Hassan, yang dianggap Israel dikelola oleh Hizbullah. Ledakan dilaporkan terjadi di beberapa lokasi, termasuk Beirut dan Lembah Bekaa.

TAGS:

HEYLINK

LINK TREE

Link Login

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *